:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Jumat, 28 Juni 2013

Takut Kepada Allah SWT

[alhikmahtoyan.blogspot.com] - Nabi SAW bersabda kepada para Sahabat beliau, “Demi Allah, andai kalian tahu apa yang aku ketahui, sungguh kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. .. ” (Riwayat Tirmidzi, No. 2234). Demikian pentingnya rasa takut kepada Allah SWT sehingga seorang mukmin harus memastikan setiap tindakannya dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Bagaimana caranya, Pertama, tidak melakukan perbuatan yang dapat mengundang murka Allah SWT. Allah SWT memberi contoh sosok Firaun sebagai sosok yang sangat ingin menjadi tandingan-Nya. Padahal, upaya Fir’aun ini jelas sia-sia. Bahkan, sebagaimana ditulis dalam Al Quran surat Az Zukruf [43] ayat 54 hingga 55, upaya Fir’aun ini mengundang murka Allah SWT. Akibatnya, ia bersama kaumnya ditenggelamkan di laut.

Kedua, tidak menyombongkan diri seolah-olah tidak membutuhkan bantuan Allah SWT. Sosok yang tepat menjadi contoh hal ini adalah Qarun. Karena kesombongannya, Qarun ditenggelamkan ke dalam bumi bersama hartanya, sebagaimana dikisahkan oleh Allah SWT dalam Al Quran surat Al Qashash [28] ayat 76-82.

Ketiga, Belajar dari kaum terdahulu yang telah diazab Allah SWT. Siapapun yang tidak takut kepada Allah SWT sehingga berani melanggar ketentuan-Nya, maka akan mengalami akibat yang sama sebagaimana generasi terdahulu (Al Quran surat Al Ankabuut [29] ayat 40).

Rasa takut kepada Allah SWT yang Keempat, membayangkan dhsyatnya api neraka. Siksa neraka yang dahsyatnya tak terbayangkan akan berlangsung berabad-abad lamanya. Bahkan ada yang kekal di dalamnya. Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi, pada suatu hari berkata kepada Sahabat-sahabatnya,”Api yang kalian semua nyalakan di dunia ini hanya satu dari tujuh puluh bagian panasnya neraka jahanam.” Para Sahabat  berkata,”Demi Allah, api dunia ini saja sudah amat sangat panas ya Rasulullah.” Beliau lalu berkata lagi, “Memang, api neraka itu masih lebih panas, dan panasnya memiliki 69 bagian. Suhu setiap bagian sama dengan api di dunia ini.” Selain memahami tips-tips menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT, kita juga harus mewaspadai apa saja yang dapat menghilangkannya. Salah satunya adalah ceroboh dalam memilih teman.

Allah SWT, dalam Al Quran Surat Al Furqan [25] ayat 27 sampai 29 mengingatkan manusia lewat sebuah cerita tentang penyesalan orang-orang zalim manakala nyawa telah terpisah dari raga. “Kecelakaan besarlah bagiku. Kiranya (dulu) aku tidak menjdikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.

Rasulullah SAW juga bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Daud,” seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya. Maka hendaklah seseorang melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”. Demikian beberapa hal terkait rasa takut kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah, Foto : Google

Selengkapnya → Takut Kepada Allah SWT

Rabu, 19 Juni 2013

Keutamaan Shalat Malam

Shalat Tahajjud, Muhasabah, Taqarrub, Sepertiga malam terakhir
[alhikmahtoyan.blogspot.com]Shalat malam sangat dianjurkan. Begitu banyak nilai yang didapat dari shalat sunnah ini. Tapi tentu saja itu tak mudah. Banyak godaannya. Berikut beberapa adab terkait shalat malam, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama.

Pertama, Niat Yang Kuat. Niat merupakan amalan utama dan pertama yang harus dilakukan oleh seseorang ketika hendak melakukan sebuah ibadah. Tanpa niat, seseorang tidak akan punya kemauan yang kuat untuk melakukan amal. Berkaitan dengan keinginan untuk shalat malam (tahajud), hendaknya berniat untuk melakukannya sebelum tidur. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mendatangi ranjangnya dalam keadaan berniat untuk bangun mengerjakan shalat dimalam hari, kemudian ia tertidur hingga subuh, maka dituliskanlah untuknya pahala niat shalat tersebut, sedangkan tidurnya itu merupakan sedekah untuk dirinya dari Rabbnya Azza Wajalla.” (Riwayat Nasa’I, Ibnu Majah dan Hakim).

Kedua, Berzikir Saat Bangun Tidur. Setelah bangun malam Rasulullah SAW membaca doa: “Ya Allah, Rabbnya malaikat Jibril, Mika’il dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, serta yang mengetahui yang ghaib dan yang nampak, Engkau yang membuat hukum (untuk memutuskan perkara) di antara hamba-hamba-Mu mengenai apa yang mereka perselisihkan. Maka, berikanlah aku petunjuk akan kebenaran tentang apa yang diperselisihkan padanya dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.” (Riwayat Muslim).

Ketiga, Bersiwak Ketika Hendak Shalat. Diriwayatkan dari Hudzaifah, “Nabi SAW jika bangun untuk mengerjakan Shalat Tahajud di malam hari, beliau membersihkan mulutnya dengan menggunakan siwak.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Rasulullah SAW menjelaskan bahwa hikmah bersiwak akan mengundang ridha Allah dan akan mensucikan gigi (mulut). Beliau bersabda, “Jikalau seandainya tidak akan memberatkan umatku, maka aku wajibkan bersiwak ketika hendak shalat.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Keempat, Membangunkan Keluarga. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: “Rasulullah mengerjakan shalat malam, dan ketika beliau hendak Witir, maka beliau berkata, ‘Bangunlah dan Kerjakanlah shalat witir, wahai Aisyah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan, “Semoga Allah menyayangi seseorang laki-laki ketika ia bangun diwaktu malam untuk shalat, dia bangunkan istrinya dan jika menolak maka ia cipratkan air ke wajah (istri)nya. Demikian juga sebaliknya.” (Riwayat Abu Dawud).

Kelima, Memulai Dengan Dua Raka’at Ringan. Shalat ini dinamakan shalat pembuka untuk menghilangkan kantuk. Bacaan yang dibaca juga ringan. Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa ia berkata : “Rasulullah SAW jika bangun di malam hari untuk mengerjakan shalat, beliau membukanya dengan mengerjakan shalat dua rakaat ringan.” (Riwayat Muslim). Imam Nawawi mengatakan, “Ini merupakan bukti kesukaan beliau agar bisa lebih giat dan bersemangat lagi pada rakaat-rakaat berikutnya (setelah dibuka dengan dua rakaat ringan).

Keenam, Bacaan Keras atau Lembut. Bacaan shalat malam boleh dikeraskan atau lirih. Boleh juga digabung, sekali-sekali dengan lirih. Demikianlah beberapa hal yang bisa dilakukan saat bangun malam untuk menunaikan shalat malam/Tahajud. Semoga bermanfaat. Aamiin. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah
Foto : www.google.co.id

Selengkapnya → Keutamaan Shalat Malam

Sabtu, 15 Juni 2013

Mujtahid Mazhab Tiga Mazhab

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Dalam postingan berikut ini akan dipaparkan beberapa nama mujtahid mazhab dari tiga mazhab. Pertama, Abu Yusuf. Abu Yusuf adalah seseorang Mujtahid mazhab Hanafi.

Abu Yusuf lahir di Kufah pada tahun 113 H dan meninggal di Baghdad,Iraq tahun 182 H.Ia menimba illmu kepada ulama besar ketika itu. Diantara ulam yang menjadi gurunya yaitu Imam Abu Hanifah. Abu yusuf belajar pada pendiri mazhab Hanafi ini selama 17 tahun  hingga gurunya meninggal dunia.

Kedua, Abdurrahman ibnu Qasim. Nama lengkapnya adalah Abdullah Abdurrahman ibnu Qasim Khalid ibnu Janadah. Ia  cucu Khalifah Abu Bakar As-Shidiq. Ibnu qasim dikenal sebaga penerus dari imam Malik bin Anas, pendiri Mazhab Maliki. Selama 20 tahun ia menjadi murid dan sahabat Imam Malik yang serius dalam mendengarkan pelajaraan. Ia juga memiliki kemampuan hafalan yang bagus dan amala yang lurus. Imam Malik pernah berkata kepadanya,”Bertaqwalah kepada Allah dan sebarkanlah illmu.”

Setelah Imam Malik meninggal, Ibnu Qasim yamg meneruskan halaqah Imam Malik. Ulama satu ini juga banyak menulis kitab yang berisi fatwa-fatwa Imam Malik. Para ulama jika ingin mendalamai Mazhab Maliki, belajar padanya. Ibnu Qasim meninggal di mesir pada tahun 191 H.

Mujtahid mazhab dari tiga mazhab yang ketiga adalah Abu Muhammad Abdullah Bin Waha Bin Muslim. Selain Abu Qasim, murid Imam Malik yang memiliiki andil besar dalam  menyebarluaskan Mazhab Maliki yaitu Abdullah bin Wahab bin Muslim. Imam Malik menyebutnya seorasng hamban Allah yang fiqih. Bahkan menurut Yahya ibu Bakar, ia lebih faqih dibanding Ibnu Qasim.

Abdullah bin Wahab banyak meriwayatkan Hadits Rasulullah SAW. Menurut Abu Jur’ah ada sekitar 30.000 Hadits yang ia riwayatkan dan mengakuinya sebagai orsng yang tsiqah dan dapat dipercya. Demikian juga Imam Ahmad mengakuinya sebagai perawi Hadits yang dapat dipercaya dan alim.

Karena ketinggian illmunya, ia dipercayai sebagai mufti di Mesir. Banyak fatwa yang ia keluarkan terkait dengan mazhab Imam Malik. Abdullah bin Wahab lahir pada tahun 125 H, difusthot,wilayah Kairo dan meninggal pada tahun 197 juga di negeri tersebut.

Keempat, Imam Buwaithi. Abu Ya’kub Yusuf bin Yahya al Buwaithi,lahir di desa Buwaith (Mesir) wafat 231 H. Ia murid langsung Imam Syafi’i berwasiat agar yang mengganti kedukaanya yaitu Imam Buwaithi. Kecerdasan, keluasan wawasan dan kelembutan akhlaknya menempatkannya di puncak jajaran para murid utama Imam Asy Syafi’.”Al Buwaithi itu tak ubahnya lisan yang kugunakan untuk bicara. Tiada yang lebih ‘alim daripadanya, kata Imam Syafi’i.

Dikalangan ulama ia dikenal sebagai seorang yang zuhud, tawadhu dann ahli ibadah. Imam Ibn  Abil Jarud berkata;”Al-Buwaithi adalah tetanggaku. Demi Allah tiap kali aku bangun malam, dia pasti sedang membaca al-qur’an dan shalat. ”Imam Buwaithi meninggal dunia karena dihukum penguasa Abbasiyah yang Mu’tazilah. Ia salah satu ulama yang tegas menolak pemikiran yang mengatakan Al-Qur’an sebagai mahkluk Allah. Karena penolakan itulah ia kemudian dihukum mati tahun 231 H dalam keadaan terbelenggu didalam penjara.

Kelima, Imam Muzanni. Nama lengkapnya Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzanni yang lahir di Mesir pada tahun 175 H. Imam Syafi’i mengakuinya sebagai murid yang selalu membelah mazhabnya. Muzanni mengumpulkan fatwa-fatwa As-Syafi’i dalam kitabnya,Mukhtasor Muzanni. Kitab tersebut berisi fatwa Imam Syafi’i di Mesir yang dikenal dengan Qoul Jalid. Selain itu, didalamnya juga berisi fatwanya sendiri yang kadang berbeda dengan fatwanya Imam Syafi’i.

Abu Ishaq asy-Syairazi mengomentarinya,”Al-Muzanni adalah orang yang zahid, alim, mujtahid, ahli debat, orator ulung yang pandai merangkai kata dengan makna yang sangat dalam. Berbagai buku dalam bidang fiqih Syafi’i lahir dari tangannya. Imam Muzanni wafar pada tahun 264 H di Mesir.

Demikian beberapa nama mujtahid mazhab dari tiga mazhab. Semoga bermanfaat dan menambah khasanah keilmuan kita. Aamiin. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah

Selengkapnya → Mujtahid Mazhab Tiga Mazhab

Kamis, 13 Juni 2013

Di Tingkatan Mana Posisi Sholat Kita?

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Abdul Malik bin Muhammad,dalam kitabnya membagi manusia dalam lima tingkatan terkait dengan sholat. Lalu dimana posisi mana tingkatan shalat kita? Mari evaluasi diri.

Pertama, Mu’aqab (kelompok yang diazab). Mereka adalah golongan manusia yang mengerjakan sholat,tetapi salah menjalankannya dan jauh dari sempurna. Selain syarat dan rukunnya diabaikan, mulai dari pelaksanaan wudlu hingga soal thaharah  lainnya juga tidak mendapat perhatian. Dapat dikatakan, mereka itu shalat asal-asalan. Waktu shalat sering dilakukan diluar waktunya,serimg terlambat, bahkan seringkali tidak dilaksanakan. Merekalah dalam al-Qur’an disebut “an shalatihim sahun” orang yang dhalimun linafsihi,orang yang menzalimi diri sendiri.

Kedua, Muhasab (kelompok yang dihisab). Golongan ini adalah mereka yang rajin melaksanakan shalat,menjaga waktu-waktunya, demikian juga syarat,wajib, dan rukunnya. Secara lahiriyah seluruh ketentuan mengenai shalat sudah dipenuhinya. Wudlunya bagus, pakaiannya nenutup aurat, tidak terkena najis, menghadap qiblat, tepat waktu, demikian juga semua rukun shalat tidak cacat. Sayang, satu hal yang kurang pada kelompok ini adalah kehadiran hatinya. Pada saat shalat, hati dan pikirannya tidak dijaga sehingga melayang-melayang entah kemana.

Ketiga, Mukaffar’anhu (yang diampuni dosa-dosanya). Setingkat lebih baik lagi adalah kelompok orang-oramg yang senantiasa menjaga batasan-batasan shalat, menjalankan wajib dan rukunnya, bahkan menjalankan sunnah-sunnahnya, sekaligus bersungguh-sungguh disisi Allah SWT dari segala godaan nafsu was-was yang mengotori pikiran dan perasaannya. Dalam shalatnya mereka sibuk menjaga hati dan pikirannya. Mereka berkosentrasi penuh agar setan tidak berkesempatan  mencuri shalatnya.

Keempat, Mutsah (yang diberi pahala). Tak sekedar diampuni dosa-dosanya, mereka termasuk orang yang berhak mendapat pahala yang berlimpah. Mereka ini adalah segolongan kecil orang  yang aqimush-shalat(menegakkan shalat),tidak sekedar menjalankannya. Golongan ini menegakkan shalat dengan hak-haknya, rukun-rukunnya, dan hatinya tenggelam dalam menjaga batasan-batasanya. Mereka tidak membiarkan hatinya sedikitpun terlena dari segala hal yang dapat mengganggu konsentrasi shalatnya. Pada tingkatan ini seluruh anggota tubuhnya berzikir, pikirannya berzikir, juga hatinya berzikir, sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” (Thaha[20]:14).

Kelima, Muqarrib min Rabbihi (yang mendekatkan diri kepada Allah.).Menurut penulis buku ini, tingkatkan yang paling tinggi adalah orang yang menegakkan shalat sampai pad tahap muqarribin, yaitu orang-orang yang dekat dengan Allah. Ketika shalat, golongan ini merasa benar-benar bertemu dan berhadapan dengan Allah. Jiks tidak melihat Allah, maka mereka yajin bahwa Allah melihatnya. Mereka meletakan hatinya dihadapan Allah, merasa diawasi Allah, dan hatinya penuh dengan kedekatan kepada Allah. Dihatinya telah sirna segala was-was dan segala pikiran diluar shalat. Mereka itulah orang-orang yang disebut Nabi SAW sebagai muhsinin.

Demikian beberapa tingkatan shalat. Mari selalu bermuhasabah untuk meningkatkan tingkatan shalat kita. Di tingkatan mana posisi sholat kita? Wallahu ’Alam. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah

Selengkapnya → Di Tingkatan Mana Posisi Sholat Kita?

Rabu, 12 Juni 2013

Tips Agar Mampu Merasakan Nikmatnya Ibadah

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Suatu hari, pantat Sayyidina Ali tertembus anak panah dalam suatu peperangan. Berikut tuliasan nikmatnya ibadah dari kisah Sayyidina Ali tersebut terkait dengan tips agar mampu merasakan nikmatnya ibadah.

Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa, ketika hendak dicabut, Ali berkata, ”Biarkan aku shalat dahulu. Dalam kondisi shalat, cabutlah anak panah itu dari pantatku”. Subhanallah. Dalam kondisi shalat itulah anak panah dicabut dan seolah Ali tak merasakan apapun, apalagi rasa sakit. Itulah kekhusukan Ali saat beribadah. Ia sangat mennikmatinya.

Betapa membahagiakan, jika kita mampu merasakan nikmatnya beribadah. Segala kepenatan sirna, demikian juga perasaan berat menjalaninya. Sebaliknya, tumbuh gairah baru dan semangat menggebu-gebu menanti saatnya beribadah. Jika telah beribadah ada keinginan untuk berlama-lama.

Ada beberapa hal yang bisa diupayakan agar kita mampu merasakan kenikmatan dan kelezatan ibadah yang dirangkum dalam tips agar mampu merasakan nikmatnya ibadah yaitu antara lain Pertama, mencintai Allah dan berharap pertemuan dengan-Nya. Kedua, mencintai Rasulullah SAW Sang Kekasih Allah. Rasulullah SAW telah menunjukkan kecintaannya yang luar biasa pada umatnya.Keagungan akhlak beliau, keteguhan hati dalam mengemban risalah Allah pantas kita teladani.

Ketiga, iman terhadap Hari Akhir dan pengetahuan yang benar tentang dunia dan akhirat. Dunia ini fana, dan kita pahami bahwa akhirat lebih baik dan kekal. Keempat, menghindari perkara yang bisa mengeraskan hati. Orang yang keras hatinya selain tak akan bisa merasakan makna hidup, juga hakikat pencariannya.

Kelima, berdoa kepada Allah agar dianugerahi kenikmatan ibadah. Keenam, mengupayakan kebersihan jiwa dan ketentraman hati. Selalu membersihkan hati merupakan cara yang harus ditempuh agar kita bisa merasakan nikmatnya beribadah. Jangan lupa mencari teman yang saleh, memperbanyak zikir, dan menghindari perbuatan yang sia-sia.

Demikian beberapa tips agar mampu merasakan nikmatnya ibadah.Mudah-mudahan melalui pertolongan dan perlindungan-Nya kita dapat merasakan lezatnya beribadah. *[adm]

Referensi : Suara Hidayatullah. Foto : Google.co.id

Selengkapnya → Tips Agar Mampu Merasakan Nikmatnya Ibadah